Tuesday 10 May 2011

Kisah seorang nenek tua di Simpang Lima Semarang

Malam itu sudah tengah malam. Sambil duduk-duduk di pedestrian Simpang Lima, kulihat seorang nenek tua yang tampak kusut tak terurus yang berada di dekat ATM Mandiri Plaza Simpang Lima. Disampingnya terdapat bakul dari anyaman bambu entah berisi apa. Kadang dia berdiri, kadang dia jongkok. Lalu berdiri lagi, lalu jongkok lagi. Apakah dia penjual makanan ? Entahlah…

Banyak pengguna jalan yang lewat memperhatikan tingkahnya. Mungkin kasihan, mungkin heran atau mungkin mencemoohnya. Aku sendiri merasa heran, apa yang dilakukannya saat ini. Kulihat dia membuang beberapa sampah ke tengah jalan. Wah, nenek ini tidak cinta kebersihan rupanya. Lalu dengan segelas air mineral, dia membasuh mukanya dan melemparkan bekas gelas itu ke tangah jalan lagi. Mungkin dia ingin terjaga malam itu dan mengusir kantuknya. Tapi… untuk apa ? Kenapa dia tidak tidur dirumah atau… dia tidak punya rumah. Lalu … kemana anak – anaknya… kenapa tidak ada yang mengurusinya.

Apa dia butuh uang ? Tapi dia tidak terlihat mengemis. Jika dia penjual makanan ingin rasanya ku membeli sesuatu darinya. Dia mulai mondar mandir lagi. Kali ini dia berdiri dan berjalan ke pojokan dekat selokan lalu jongkok dan menyingsingkan roknya sedikit tepat didepan mukaku. Ya Ampun… Nek, kenapa kau buang air disitu. Yaks.. aku jadi tidak berminat lagi membeli makanan darimu walaupun kau menawarkannya.


Tapi aku masih penasaran dengannya. Sebenarnya apa yang dia cari. Ketenaran ? Macam artis saja, tidak mungkinlah. Atau cinta dari seorang lelaki ? Yaiks.. aku gak berminat ah. Maaf ya nek hehe… Atau kasih sayang ? Yaps. Mungkin dia ingin mencari perhatian dari orang yang berlalu lalang. Dia ingin diperhatikan , karena selama ini tidak ada yang memperhatikannya. Tidak dari keluarga atau dari orang lain. Seharusnya Negara turun tangan untuk menangani dan memperhatikan orang orang yang terlantar seperti nenek itu. Jikamau , sebenarnya nenek itu bisa melakukan tuntutan kepada Negara, karena Negara menjamin orang orang fakir ddan anak – anak terlantar. Namun apalah arti suara seorang nenek tua renta sepertinya.

Akhirnya jemputanku tiba dan perlahan aku meninggalkan nenek itu sendirian disana. Masih seperti semula tingkahnya berdiri, jongkok lagi , berdiri lagi dan sesekali menggaruk garuk kepala. Nek.. cepatlah tidur. Carilah yang kau ingin cari setelah pagi datang. Masih ada hari esok. Semoga kau baik baik saja nek. Amin

No comments: